BELUMADAJUDUL.COM - Gempa 7,8
yang mengguncang Turki bagian Selatan ikut meluluhlantakan Suriah.
Mirip dengan kondisi di Turki bagian Selatan sebagai episentrum gempa, negeri
yang baru saja melakukan pemilihan umum dan kembali memenangkan Bashar
al-Assad investigasi itu ikut terdampak cukup berat.
Banyak gedung-gedung tinggi yang hancur lebur akibat gempa tersebut mirip
seperti zona perang.
Di Turki, gempa bukan cuma menghancurkan gedung, tercatat telah terjadi
kobaran api yang membakar di pelabuhan Turki Iskanderun, tak lama kemudian
pelabuhan ditutup sementara waktu untuk pemulihan dan menunggu hasil
investigasi. Aleppo menderita kerusakan paling parah.
Sampai berita ini diturunkan Selasa (7/2), otoritas kedua negara terus
mengumpulkan data jumlah korban jiwa. Tercatat tak kurang dari 2.000 korban
jiwa di kedua negara bertetangga tersebut.
Kabar terbaru Selasa pagi (7/2), Taiwan pun ikut diguncang gempa berkekuatan
5,1 SR, namun belum terkonfirmasi jumlah korban jiwa maupun material yang
mengguncang Taipei itu. Beberapa negara lain di belahan dunia juga dilanda
gempa dengan intensitas beragam.
Di Twitter, bersliweran postingan yang berisi asumsi ihwal penyebab bencana
tersebut.
Muncul dugaan bahwa gempa itu bukan terjadi secara alamiah. Sejumlah peminat
teori konspirasi menduga, gempa tersebut adalah by design (bikinan).
Akun Twitter Rakitku.22 menulis gamblang: “Gedung HAARP, gedung pembikin
bencana seluruh dunia. Setelah baca artikel ini, saya ga yakin gempa Turki
adalah dari Alloh.
Tapi ini gempa rekayasa Amerika, apalagi gempa itu terjadi sesudah pembelaan
Alquran (yang) dibakar, (yang kemudian diprotes-red) oleh Erdogan terhadap
Swedia,” twitnya (7/2).
Dugaan adanya gempa by design sebetulnya sudah berlangsung sejak lama. Sebuah
portal nasional Viva.co.id edisi 4 Februari 2020 bahkan pernah menurunkan
berita dengan judul cukup sangar: Geger As Punya Senjata Rahasia Pemicu Gempa
Bumi.
Orang-orang pun tak heran mengait-ngaitkan bencana gempa bumi di Turki dengan
teknologi tersebut.
Mereka menyebut teknologi tersebut dengan HAARP, yang saat ini dimiliki negeri
adidaya Amerika Serikat (USA).
Kenapa orang mengaitkannya dengan USA? Ini pertanyan umum yang rasional.
Para peminat teori perang lantas mengaitkannya dengan hubungan yang mesra
antara Turki dan Rusia.
Kendati Turki masuk ke dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO),
tetapi Turki tidak secara rigid menentang Rusia yang saat ini tengah berperang
dengan Ukraina.
Di mana, negara-negara Barat dan NATO di bawah kepemimpinan Amerika, bberada
di pihak Ukraina yang dengan intensif mengirim bantuan senjata dan logistik.
Namun Turki, di bawah Erdogan bahkan menyatakan hubungan dengan Rusia yang
terjalin erat, baik dengan kerjasama ekspor-impor maupun dalam penangangan
bersama konflik di Suriah.
Terbaru, Turki menunda dukungannya terhadap Swedia yang berkeinginan bergabung
dengan NATO.
Turki mengaku tersinggung dangan aksi pembakaran Alquran oleh politisi sayap
kanan Swedia, Palludan.
Faktor-faktor inilah yang kemungkinan menjadi asumsi dasar bahwa Turki
dianggap berseberangan dengan kepentingan NATO. Turki seolah diperingatkan
Barat dengan bencana gempa tersebut.
Apa itu HAARP? Halaman Wikipedia menulis HAARP adalah akronim High-Frequency
Active Auroral Reasearch Programm (Program Penelitian Aurora Aktif Frekuensi
Tinggi.
Program HAARP ini merupakan program penelitian dan pemanfaatan lapisan
ionosfer yang didanai secara bersama antara Angkatan Udara Amerika, Angkatan
Laut Amerika, Universitas Alaska, serta Defense Advanced Project Agency
(DARPA).
Stasiun HAARP berada di lahan milik angkatan udara AS dekat Gakona, Alaska.
Sementara itu, akun Twitter Ir. Beny Dwika Leonanda menulis beberapa kejadian
sebelum dan pada saat gempa melanda. Orang-orang di Turki, mendokumentasikan
beberapa kejadian aneh pada malam hari beberapa menit sebelum terjadinya
getaran kulit bumi tersebut.
Antara lain, terlihat burung-burung beterbangan kian kemari, seolah panik
dengan kondisi yang akan terjadi.
Kejadian lainnya, langit Turki terlihat pendaran cahaya terang silih berganti.
Cahayanya mirip kilat, tetapi terlihat lebih intens dengan pendaran cahaya
putih dan kadang biru.
Tak lama kemudian bumi bergetar meluluhlantakan bangunan-bangunan besar dan
seisi kota.
“Di Turki, orang-orang mencoba memahami apa penyebab cahaya pendaran di langit
Turki, sebelum dan selama gempa terjadi,” twit Ir. Benny (7/2).
Ir. Benny tidak secara eksplisit mengaitkannya dengan HAARP. Dia hanya
melempar twit tentang Nikola Tesla, penemu jenius abad modern asal Austria.
Tesla, konon selain menemukan arus listrik bolak balik (Alternating Current
disingkat AC) yng hingga kini telah kita digunakan. Tesla juga menciptakan
alat pembuat gempa bumi.
Penemuan Tesla kemudian disita pemerintah Amerika Serikat, tak lama setelah
dia berhasil menguji penemuannya itu dan berhasil mengguncang bengkel
laboratorium miliknya.
Tesla menghancurkan peralatan hasil penemuannya, tetapi formulanya dirampas
dan disembunyikan pemerintah Amerika.
“Pertanyaannya adalah apakah gempa Turki adalah salah satu bentuk karya yang
dia (Nikola Tesla) buat pada awal abad ke-20. Perhatikan perbendaran sesaat
sebelum gempa dan selama gempa terjadi (video). Asumsi awal adalah gempa Turki
adalah gempa buatan,” cuitnya. ***
Sumber :
Post a Comment for "Gempa di Turki, Alami atau HAARP? Sebelum Gempa, Ada Pendaran Cahaya di Langit dan Burung Beterbangan"