Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyebut, peristiwa kerusuhan yang terjadi di
PT Gunbuster Nickel Industri atau PT GNI ini ada tanggungjawab dari pemerintah
daerah setempat.
Utamanya soal pengupahan yang selama ini dijalankan oleh perusahaan tambang
nikel asal Cina tersebut.
"Kami minta Disnaker dan Bupati Morowali Utara bertanggungjawab terhadap
kerusuhan itu," kata Said kepada wartawan, Senin 16 Januari 2023.
Said mengatakan, kelalaian penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di
perusahaan tersebut yang menyebabkan dua pekerja tewas harus dievaluasi oleh
pihak pemerintah daerah.
"Pihak-pihak yang terlibat harus diusut tuntas," kata Said.
Selain itu, lanjut Said, upah yang terlalu murah di perusahaan tambang raksasa
asal Cina itu juga menjadi persoalan lain lemahnya pengawasan dari pemerintah
daerah setempat.
"Bagaimana perusahaan raksasa, perusahaan nikel terbesar di dunia dari Cina
itu membayar upah hanya Rp 3,6 juta, murah sekali upahnya. Padahal output
produksinya triliunan," kata Said.
Menurut Said, Indonesia merupakan penghasil nikel nomor satu di Indonesia,
bahkan bos twitter Elon Musk berencana akan memanfaatkan itu untuk produksi
mobil Tesla.
"Kalau Tesla di Indonesia, itu nikelnya dari Morowali Utara, masa naik upahnya
Rp 75 ribu per bulan, memalukan sekali," kata Said.
Lebih jauh Said berharap agar tidak lagi terjadi kasus serupa di perusahaan
lain.
"Hak-hak buruh harus segera dituntaskan, yaitu hak upah, hak kesehatan dan
keselamatan kerja (K3), mendapatkan jaminan sosial dan seterusnya," kata Said.
Pabrik nikel (smelter) PT. Gunbuster Nickel Industri (GNI) mengalami
kerusuhan. Insiden tersebut terjadi pada Sabtu malam, 14 Januari 2023 di
pabrik yang berada di Desa Bunta, Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara,
Sulawesi Tengah.
Akibat kejadian itu, dilaporkan ada satu tenaga kerja asing dan dua tenaga
kerja Indonesia meninggal dunia.
sumber: TEMPO➚
Post a Comment for "PT GNI Raup Keuntungan Hingga Triliunan Rupiah, Upah Buruh Rp 3,6 juta, Partai Buruh: Memalukan"