Video yang memperlihatkan budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun
melayangkan kritikan pedas terhadap Presiden Jokowi dan menyamakannya dengan
Firaun viral di media sosial. Hal ini pun sempat menjadi trending di Twitter
dan menjadi sorotan publik luas.
Menanggapi hal itu, Gus Miftah kembali mengingatkan, bahwa tokoh publik,
ulama, atau siapa pun saja boleh melayangkan kritikan kepada pemerintah tapi
harus dengan cara yang baik dan beradab. Sebab, kritikan yang terkesan
menghujat berpotensi membawa dampak negatif dan poin kritikannya bisa saja
tidak sampai atau jadi kurang diperhatikan.
“Allah memberikan petunjuk kepada Harun dan Musa untuk memberikan nasihat
kepada Firaun dengan kalimat atau dengan cara lemah lembut. Artinya apa?
Pantaskah hari ini kita memberikan kritikan kepada pemerintah, khususnya
kepada presiden, dengan cara yang kasar?,” paparnya, Kamis (19/1).
Gus Miftah pun meminta untuk membedakan antara mengkritik dengan menghujat.
Dengan mengkritik, ada hal yang hendak diperbaiki dan nilainya positif.
Sementara menghujat tidak akan berdampak positif sama sekali. Sebaliknya,
tindakan menghujat justru bisa melahirkan permasalahan baru bisa berujung pada
perkara hukum apabila orang yang dihujat tidak terima.
“Allah memerintahkan Harun dan Musa untuk berbicara kepada Firaun dengan cara
yang lemah dan lembut,” jelas Gus Miftah.
Diketahui, budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun sempat memberikan kritik
pedas kepada Presiden Jokowi dengan menyamannya dengan Firaun. Pernyataannya
itu sempat viral dan akhirnya diklarifikasi oleh Cak Nun. Dia mengaku
tergelincir dalam kesalahan. Dia pun secara terbuka mengakui kesalahannya dan
meminta maaf.
“Itu di luar rencana saya dan sama sekali di luar kontrol saya. Makanya tadi
saya bikin video sama Sabrang, judulnya Mbah Nun Kesambet,” aku Cak Nun.
sumber:
JAWAPOS➚
Post a Comment for "Cak Nun Samakan Jokowi dengan Firaun, Begini Tanggapan Gus Miftah"