Rekaman video CCTV berdurasi 2 jam 30 menit di luar stadion Kanjuruhan, Jawa
Timur tidak diketahui keberadaannya. Pasalnya, dalam peristiwa nahas tersebut
CCTV yang berada di luar stadion merekam sejumlah peristiwa yang menelan 135
jiwa itu.
Hal ini dipertanyakan oleh mantan anggota TGIPF Kanjuruhan/Koordinator Save
Our Soccer Akmal Marhali dalam keterangannya di acara hasil survei Indikator
bertemakan Tragedi Kanjuruhan dan Reformasi PSSI, secara virtual, Minggu
(13/11).
"Ada beberapa catatan yang diberikan, dari fakta yang pertama adalah kita
masih memberikan catatan kepada pihak kepolisian terkait hilangnya rekaman
video sepanjang 2 jam 30 menit yang terjadi di luar,” ucap Akmal.
Akmal mengurai hasil temuan tim TGIPF ada 32 CCTV di Stadion Kanjuruhan.
Tetapi ada satu CCTV di luar di mana ada kejadian para pemain Persebaya yang
akan diangkut keluar dengan menggunakan barakuda sampai berada di depan pintu
luar tetapi dihalangi oleh banyak suporter di luar.
Mobil barakuda tersebut tidak bisa jalan akibat terhalang oleh para penonton
dan supporter yang berhamburan keluar stadion. Yang ada hanyalah peristiwa
setelah adanya kerusuhan di luar stadion, seperti gambar altar atau jalan di
luar stadion itu sudah bersih, sudah tidak ada lagi pagar pembatasnya, sudah
tidak ada lagi sampah-sampah yang berserakan bahkan sudah tidak ada
motor-motor transportasi dan juga orang-orang.
Rekaman video tersebut, kata Akmal, raib dan hingga kini masih menjadi
pertanyaan dari para tim pencari fakta tragedi Kanjuruhan.
"Ini merupakan PR terbesar yang harus diungkap polisi. Ada apa di 2 jam 30
menit yang hilang itu,” imbuhnya.
Dia menambahkan jika melihat video yang tersebar di sosial media dengan radius
20 meter dari lokasi di luar stadion Kanjuruhan suasana di luar stadion sangat
berbahaya.
Misalnya barakuda itu ada yang melempari, ada aksi-aksi mobil barakuda itu
maju ke depan terhalang oleh penonton mundur ke belakang juga terhalang oleh
suporter-suporter.
Hal ini dipertanyakan oleh mantan anggota TGIPF Kanjuruhan/Koordinator Save
Our Soccer Akmal Marhali dalam keterangannya di acara hasil survei Indikator
bertemakan Tragedi Kanjuruhan dan Reformasi PSSI, secara virtual, Minggu
(13/11).
"Ada beberapa catatan yang diberikan, dari fakta yang pertama adalah kita
masih memberikan catatan kepada pihak kepolisian terkait hilangnya rekaman
video sepanjang 2 jam 30 menit yang terjadi di luar,” ucap Akmal.
Akmal mengurai hasil temuan tim TGIPF ada 32 CCTV di Stadion Kanjuruhan.
Tetapi ada satu CCTV di luar di mana ada kejadian para pemain Persebaya yang
akan diangkut keluar dengan menggunakan barakuda sampai berada di depan pintu
luar tetapi dihalangi oleh banyak suporter di luar.
Mobil barakuda tersebut tidak bisa jalan akibat terhalang oleh para penonton
dan supporter yang berhamburan keluar stadion. Yang ada hanyalah peristiwa
setelah adanya kerusuhan di luar stadion, seperti gambar altar atau jalan di
luar stadion itu sudah bersih, sudah tidak ada lagi pagar pembatasnya, sudah
tidak ada lagi sampah-sampah yang berserakan bahkan sudah tidak ada
motor-motor transportasi dan juga orang-orang.
Rekaman video tersebut, kata Akmal, raib dan hingga kini masih menjadi
pertanyaan dari para tim pencari fakta tragedi Kanjuruhan.
"Ini merupakan PR terbesar yang harus diungkap polisi. Ada apa di 2 jam 30
menit yang hilang itu,” imbuhnya.
Dia menambahkan jika melihat video yang tersebar di sosial media dengan radius
20 meter dari lokasi di luar stadion Kanjuruhan suasana di luar stadion sangat
berbahaya.
Misalnya barakuda itu ada yang melempari, ada aksi-aksi mobil barakuda itu
maju ke depan terhalang oleh penonton mundur ke belakang juga terhalang oleh
suporter-suporter.
source: RMOL➚
Post a Comment for "Mantan Anggota TGIPF Kanjuruhan Pertanyakan CCTV di Luar Stadion yang Hilang"