Rasulullah SAW sebagai seorang hamba yang dijamin tidak berdosa (maksum)
adalah teladan dalam hal bersyukur. Suatu kali, istri beliau SAW bertanya,
mengapa suaminya itu selalu shalat tahajud sepanjang malam. Bahkan, kaki
beliau SAW pun sudah bengkak lantaran lamanya berdiri. "Ya Rasulullah,
bukankah Allah SWT telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan
datang?" ujar Aisyah.
Aisyah mengisyaratkan, buat apalagi susah-susah ibadah, toh Rasulullah SAW
sudah dijamin Allah masuk surga. Seluruh kesalahannya, kalaupun ada, sudah
diampuni Allah. Dan, ia adalah makhluk yang paling mulia dimuka bumi. Lalu,
mengapa ia masih merepotkan diri dengan ibadah sepanjang malam?
"Bukankah lebih elok jika aku menjadi hamba yang bersyukur," jawab Rasulullah
(HR Bukhari).
Demikianlah Rasulullah mencontohkan, hakikat dari ibadah bukanlah sebatas
“pelunas utang” atau pembersih diri dari dosa. Ibadah adalah luapan rasa
syukur kepada Allah.
Sungguh, sangat banyak hal-hal yang harus disyukuri seorang hamba. Nikmat
tersebut baru akan terasa nilainya ketika Allah SWT telah mencabutnya. Jadi,
sebelum Allah mencabut nikmat itu, syukurilah keberadaannya.
"Dan, jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menghitungnya (karena banyaknya). Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha
Penyayang." (QS an-Nahl [16] : 18).
Ketika seorang hamba sudah mengetahui hakikat ibadahnya sebagai bentuk syukur,
saat itulah ibadah bisa menjadi perisainya. Seorang yang menunaikan
kewajibannya dan juga menambahnya dengan ibadah-ibadah sunah akan bermuara
pada kecintaan Allah. Ketika ia sudah mendapatkan cinta Allah, seluruh
aktivitas yang ia jalani di muka bumi adalah restu dan rida dari Allah SWT.
source: PERGURUANALAMJAD➚
Post a Comment for "Rasulullah Salat Tahajud Hingga Kakinya Bengkak"