Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon menyarankan agar jurnalis
senior Andreas harsono untuk segera meminta maaf. Fadli menuding Andreas
menebar hoax terkait kasus SMAN 2 Depok. Fadli curiga, Andreas sengaja menebar
permusuhan dengan membuat status yang tidak bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
"Sebaiknya Anda minta maaf telah menyebarkan hoax dan memecah belah kerukunan
beragama. Lalu hapus twit hoax ini," kata Fadli melalui akun Twitter @fadlizon
di Jakarta, Sabtu (8/10/2022).
Pemilik akun @BangEdiii malah mengumumkan informasi jika Andreas tidak
menghapus status hoax, ia siap menyediakan sejumlah uang bagi warganet agar
bisa melaporkan status tersebut. Bang Edi meras geram lantaran Andreas tidak
menghapus status yang memicu kegaduhan, meski informasi yang disebar sudah
diklarifikasi pihak sekolah tidak benar.
"kayaknya terlalu berat bagi orang ini ngehapus postingan hoax-nya, bangga
sudah di like 23k, biasa yang like 2-3 orang aja.. Dikasih waktu sampe besok
yaa, kalau ga dihapus saya siap keluar uang Rp 10 juta buat bikin akun Anda
direport massal, dan semoga suspen," katanya.
Dalam statusnya, Andreas megatakan, ada diskriminasi yang dialami siswa
Kristen di SMAN 2 Depok. Dalam foto yang diunggah, terlihat beberapa murid
duduk di lorong sekolah, karena pihak sekolah melarang mereka menjalankan
kegiatan rohani.
"Murid-murid SMAN2 Depok dilarang pakai ruang kelas buat kegiatan Rohani
Kristen. Mereka pakai tangga atau lorong sekolah. Kepala sekolah ancam murid
yang berikan keterangan kepada media akan dapat sanksi," kata Andreas.
Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) pun menyikapi isu yang merebak
bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di SMAN 2 Depok, yang
dilarang menunaikan kegiatan keagamaan. Selain infomasi, juga beredar
foto-foto para siswa duduk-duduk di lantai lorong dan tangga di SMAN 2 Depok.
Disdik sudah melakukan investigasi di SMAN 2 Depok. Hasilnya, kronologi yang
sebenarnya tidak seperti yang disebar di Twitter. "Informasi itu tidak benar,"
kata Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi ketika dikonfirmasi, Jumat.
Menurut Dedi, hasil investigasi Disdik Jabar menemukan sejumlah fakta tak
sesuai dengan narasi yang beredar di beberapa media, apalagi media sosial
(medsos). Dia menegaskan, tidak ada pelarangan siswa menunaikan kegiatan
Rohani Kristen (Rohkris).
"Adapun kronologi yang sebenarnya adalah, kegiatan setiap hari di SMAN 2 Depok
sebelum memulai pembelajaran pada pukul 06.45 WIB. Hal itu diawali dengan
kegiatan keagamaan dan penguatan karakter sesuai dengan agamanya
masing-masing. Para pelajar dibimbing guru agama," jelasnya.
Dedi menuturkan, penjelasan dari Wakil Kepala Sekolah SMAN 2 Depok pada Kamis
(29/9/2022) siang WIB, seragam siswa kelas X datang dan diletakan di ruang
multimedia. Rencananya seragam itu akan dibagikan pada Jumat (30/9/2022) pagi
WIB, karena jumlahnya cukup banyak dan butuh diklasifikasikan sesuai kelas
siswa. Sehingga ruang multimedia kondisinya berantakan.
"Oleh karena itu, untuk kegiatan doa pagi, bagi pelajar beragama Kristen
dipindahkan ke ruang pertemuan lantai 2. Informasi pindahnya ruangan, sudah
disampaikan oleh pihak sarana prasarana ke kepala sekolah, petugas kebersihan
(office boy) dan salah satu siswa Rohani Kristen," kata Dedi.
Kemudian, kata dia, pada Jumat pagi WIB, pada saat kegiatan akan dimulai,
petugas kebersihan terlambat untuk membuka pintu ruangan. "Sementara siswa
Rohkris sudah datang. Jadi mereka menunggu di lorong ruang pertemuan. Nah foto
yang beredar di media bahwa seakan-akan murid sedang duduk di selasar atau
pelataran lorong karena tidak diberi ruangan untuk kegiatan belajar," tutur
Dedi.
Sebaiknya anda minta maaf telah menyebarkan hoax n memecah belah kerukunan beragama. Lalu hapus twit hoax ini. https://t.co/OZizQlBsTi
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) October 7, 2022
source:
REPUBLIKA➚
Post a Comment for "Fadli Zon Desak Andreas Harsono Minta Maaf karena Sebar Hoax"