Ikuti kami di

Banjir dan Longsor di Kebumen, Tokoh NU: BuzzeRp Mana Suaranya? Jakarta Doang Kalian Ribut

Banjir dan Longsor di Kebumen, Tokoh NU: BuzzeRp Mana Suaranya? Jakarta Doang Kalian Ribut

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Gus Umar alias Muhammad Umar Syadat Hasibuan menyoroti soal banjir dan Longsor di Kebumen, Jawa Tengah.

Dia juga mempertanyakan apakah Gubernur Jawa Tengah sudah balik dari kunjungan kerjanya di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulbar, apalagi banjir dan longsor melanda di Kebumen itu.

Gus Umar juga mempertanyakan suara para pendengung atau buzzer yang selama ini kerap meributkan banjir yang terjadi di Jakarta.

"Den ganjar sdh balik dr mamuju? Kebumen wilayah anda jateng banjir dan longsor nih. Buzzerp mana suaranya? Banjir jkt doank kalian ribut," cuit Gus Umar, yang dikutip FAJAR.CO.ID, Selasa (11/10/2022).

Sebelumnya, Senin (10/10/2022) kemarin, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Ganjar membeberkan pengalaman sukses Jateng menurunkan angka stunting hingga membangun integritas dalam acara Lokakarya di Kantor Gubernur Sulbar, Jalan Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Simboro dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju, Sulbar.

Sekadar diketahui, banjir di Kabupaten Kebumen menelan korban jiwa.

Warga Wadasmalang RR 06/RW 01, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Samijaya (70), tewas akibat terseret arus banjir pada Sungai Kedungbener, Kabupaten Kebumen, Sabtu (8/10/2022) kemarin.

Kepala Basarnas Cilacap, Adah Sudarsa mengatakan bahwa Samijaya ditemukan pada Minggu (9/10/20220 sore sekira pukul 17.24 WIB.

Sementara itu, cuaca ekstrem yang ditandai dengan curah hujan tinggi dan angin kencang melanda wilayah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Sabtu (8/10) malam lalu.

Abdul Muhari, Ph.D.Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menjelaskan, fenomena itu memicu terjadinya beberapa kejadian mulai banjir, pergerakan tanah, tanah longsor dan angin kencang yang berdampak pada akses jalan maupun permukiman penduduk.

Hasil kaji cepat yang dirangkum Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), beberapa kejadian itu meliputi tanah longsor dengan tinggi 3 meter dan lebar 8 meter di jalan penghubung Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Watumalang, atau tepatnya di Desa Gumawang Kidul, Kecamatan Watumalang.

Peristiwa itu sempat menghambat mobilitas penduduk karena jalur tertutup material tanah longsoran. Beruntung tidak ada korban jiwa. Tim gabungan memastikan saat ini jalur tersebut sudah dibersihkan dan dapat kembali dilalui kendaraan.

Berikutnya angin kencang mengamuk di Dusun Pagersampang, Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, yang mengakibatkan pohon besar tumbang hingga menutupi jalan dan memutus kabel jaringan listrik. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (8/10) pukul 20.00 WIB.

Tim gabungan segera menangani dengan mengerahkan gergaji mesin pemotong kayu dan peralatan lainnya. Akses jalan sudah kembali dibuka dan sisa batang pohon diserahkan kepada warga setempat untuk dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan kebutuhan lainnya.

Selanjutnya jalan nasional Wonosobo-Kaliangkrik tertutup material longsor dengan panjang 6 meter dan tinggi 15 meter.

Kendati tidak ada korban jiwa, namun peristiwa itu sempat menghambat mobilitas penduduk. Saat ini jalan tersebut sudah dapat dilalui setelah tim melakukan pembersihan.

Adapun lima rumah milik warga Desa Kumejing di Kecamatan Wadaslintang rusak terdampak pergerakan tanah. Selain lima rumah, akses jalan desa sempat terputus karena terkena material.

Kendati tidak ada korban jiwa, namun keretakan tanah mengancam 30 rumah.

Tanah longsor yang berdampak pada akses jalan juga terjadi di Desa Somogede, Kecamatan Wadaslintang. Selain itu, material longsor juga menutup aliran air.

Berikutnya tanah longsor berdampak pada rumah warga yang bersebelahan dengan gedung sekolah. Rumah dan sekolah yang berada di lereng tebing terdampak material longsoran hingga mengalami kerusakan du bagian dinding dan atap. Tim gabungan segera melakukan antisipasi demi meminimalisir dampak buruk.

Terakhir, derasnya aliran sungai yang meluap akibat hujan selama lebih dari 10 jam telah menerjang jembatan hingga rusak. Peristiwa itu terjadi di jalan Desa Karanganyar menuju Desa Andonglawak. Selain jembatan hancur, tanggul irigasi persawahan juga jebol sepanjang 25 meter hingga banjir menggenangi areal persawahan.

Waspada Cuaca Ekstrem

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem terhitung mulai tanggal 09 sampai 15 Oktober 2022.

Menurut BMKG, sepekan ke depan wilayah Indonesia akan berpotensi mengalami gejala fenomena alam seperti gelombang tinggi, angin kencang, angin putih beliung, hujan deras dan yang dapat disertai petir.

Fenomena itu dapat berdampak pada kejadian bencana seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang dan sebagainya.

BMKG merinci, setidaknya ada delapan provinsi yang masuk pada kategori ‘siaga’ potensi cuaca ekstrm yang meliputi Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah.

Menyikapi informasi dari BMKG, maka BNPB melalui Kedeputian Bidang Pencegahan mengeluarkan imbauan yang meliputi; peningkatan koordinasi BMKG di seluruh daerah agar tetap memberikan informasi dini cuaca. Berikutnya kepada pemangku kebijakan daerah dan masyarakat agar meningkatkan kewasapadaan. Selanjutnya peningkatan koordinasi antar K/L yang ada di daerah guna memupuk sinergitas bersama dalam penanggulangan bencana.

Adapun penataan lingkungan juga menjadi penting untuk pencegahan jangka panjang. Khusus untuk mencegah pohon tumbang karena angin, maka pemangkasan cabang dan ranting harus dilakukan secara berkala.

Berikutnya sosialisasi dan imbauan baik kepada instansi terkait maupun masyarakat agar dilakukan. Sebab penanggulagan bencana adalah urusan bersama.

Selanjutnya apabila ada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di bawah lereng atau tebing agar dievakuasi sementara jika terjadi hujan dalam durasi lebih dari dua jam.

Adapun mengaktifkan tim siaga hingga menyiapkan dan mengelola sumber daya manusia, logistik dan peralatan serta pusdalops daerah juga menjadi penting agar komponen yang telah terbentuk lebih siap sebelum terjadi bencana.

Apabila diperlukan, maka pemerintah di daerah dapat menetapkan status tanggap darurat dan membentuk pos komando. Selain itu perbarui informasi prakiraan cuaca dan penanggulangan bencana melalui instansi terkait seperti BMKG, BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas dan lintas instansi terkait lainnya.


source: FAJAR➚

Post a Comment for "Banjir dan Longsor di Kebumen, Tokoh NU: BuzzeRp Mana Suaranya? Jakarta Doang Kalian Ribut"