Anggota DPR RI Komisi IV dari Fraksi PKS Andi Akmal Pasluddin minta pemerintah
tidak menaikkan harga BBM terutama jenis Solar Subsidi karena saat ini rakyat
Indonesia belum pulih betul perekonomian rumah tangganya.
Reaksi ini muncul disebabkan pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berencana untuk menaikkan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar akibat kemampuan fiskal
negara yang makin tak berdaya pada paruh kedua tahun 2022 ini.
“Kita semua sudah melihat fakta lapangan, bahwa hingga saat ini, semakin
banyak nelayan yang tidak melaut, terutama nelayan kecil. Sejak awal Agustus,
masa negara dan rakyatnya merayakan kemerdekaannya, namun belenggu ekonomi
para nelayan tidak dapat melaut yang ditunjukkan lebih dari 2 ribu kapal
nelayan yang mangkrak akibat tingginya operasional BBM,” ucap Akmal.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini juga menyebut, inflasi di sektor
makanan sudah melebihi batas wajar. Bahkan menurutnya, secara keseluruhan
inflasi 2022 telah melebihi batas peringatan sekitar 3,3% yang mesti menjadi
sorotan pemerintah agar portofolio eksekusi kebijakan yang menguras APBN mesti
tepat sasaran.
“Saat ini dengan kondisi BBM subsidi belum dinaikkan saja, rakyat sudah
kesulitan. Ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, termasuk kondisi global
akibat peperangan yang membuat iklim perdagangan serba tidak normal. Begitu
juga kondisi pandemi yang menyisakan persoalan daya beli masyarakat secara
keseluruhan. Jadi pemerintah mesti bijak untuk mengambil tindakan tepat pada
persoalan kenaikan BBM bersubsidi. Ini efeknya berantai, terutama pada
operasional distribusi termasuk bahan pangan”, kata Akmal mengingatkan.
Akmal mengaku, di daerah pemilihannya, hingga saat ini sudah ribuan para
nelayan yang mengadu pada dirinya kesusahan yang dialami dengan naiknya harga
solar subsidi. Begitu juga para petani yang mengoperasionalkan alat mesin
pertaniannya mulai dari pengolahan tanah hingga pasca panen.
“Harga BBM yang sangat tinggi akan berdampak luas pada masyarakat terutama
pada pemenuhan kebutuhan dasar mereka. Tingginya harga pangan, turunnya daya
beli, Operasional logistik yang membengkak, termasuk arus pergerakan manusia
maupun barang pada transportasi. Atas aspirasi mayoritas masyarakat Indonesia,
kami menolak naiknya BBM bersubsidi, minimal ditunda hingga membaiknya kondisi
perekonomian masyarakat Indonesia,” tutup Akmal.
Post a Comment for "Tolak Kenaikan BBM, Legislator PKS Sebut Nelayan dan Petani Semakin Menderita"